
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
Wartagereja-jakarta.online – Jakarta, Dalam dunia yang bergejolak dan penuh disinformasi, suara Gereja perlu terdengar jelas dan relevan. Di sinilah peran penting Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) menjadi semakin krusial. Namun, pewartaan PWGI bukanlah sekadar menyampaikan informasi atau berita tentang kegiatan gereja. Lebih dari itu, ia haruslah berakar pada inti pesan Injil itu sendiri, yaitu kerygma.
Memahami Kerygma: Inti Pewartaan Kristen
Kerygma, dari bahasa Yunani “κηρυγμα” (kērygma), secara teologis merujuk pada proklamasi atau pewartaan inti dari iman Kristen. Ini bukanlah sekadar pengajaran moral atau teologi, melainkan pemberitaan tentang karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus.
Kerygma mengandung elemen-elemen fundamental seperti:
- Yesus Kristus sebagai pusat pewartaan: Kerygma selalu berpusat pada pribadi dan karya Yesus Kristus, termasuk kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya.
- Kematian dan Kebangkitan Kristus sebagai puncak karya penyelamatan: Kerygma menekankan bahwa melalui kematian dan kebangkitan Kristus, dosa telah dikalahkan dan jalan keselamatan telah dibukakan bagi manusia.
- Panggilan untuk pertobatan dan iman: Kerygma tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menyerukan respons aktif dari pendengar, yaitu pertobatan dari dosa dan iman kepada Kristus.
- Pengampunan dosa dan hidup baru dalam Kristus: Kerygma menjanjikan pengampunan dosa dan kehidupan baru bagi mereka yang percaya dan menerima Kristus.
Kerygma adalah pesan dasar yang menjadi fondasi iman Kristen dan menjadi sumber kekuatan serta arah bagi seluruh aktivitas Gereja, termasuk pewartaan.
PWGI: Mewartakan Kerygma Melalui Lensa Jurnalisme
Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) adalah wadah bagi para jurnalis Kristen di Indonesia. Sebagai wartawan, tugas utama mereka adalah mencari, mengolah, dan menyampaikan informasi kepada publik. Namun, sebagai wartawan gereja, PWGI memiliki panggilan yang lebih dalam, yaitu mewartakan kerygma melalui karya jurnalistik mereka.
Hubungan antara kerygma dan pewartaan PWGI dapat dilihat dalam beberapa aspek:
Inspirasi dan Motivasi: Kerygma menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi wartawan PWGI dalam menjalankan tugas mereka. Pemahaman akan kasih Allah yang menyelamatkan melalui Kristus mendorong mereka untuk memberitakan kebenaran dan keadilan melalui jurnalisme.
Fokus Pewartaan: Pewartaan PWGI seharusnya tidak hanya terpaku pada kegiatan seremonial atau isu-isu internal gereja. Sebaliknya, pewartaan mereka harus mampu menghadirkan nilai-nilai kerygma dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk isu sosial, kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian.
Bahasa dan Gaya Pewartaan: Meskipun menggunakan bahasa jurnalistik yang objektif dan faktual, pewartaan PWGI tetap dapat mencerminkan semangat kerygma. Ini dapat dilakukan dengan memilih sudut pandang yang berempati, menghadirkan kisah-kisah inspiratif tentang iman dan transformasi, serta mengedepankan nilai-nilai kasih dan harapan.
Etika Jurnalistik yang Berakar pada Nilai Kristiani: Kerygma juga menjadi landasan etika jurnalistik bagi PWGI. Kejujuran, keadilan, keberanian, dan tanggung jawab dalam menyampaikan informasi adalah cerminan dari nilai-nilai Kristiani yang terkandung dalam kerygma.
Tantangan dan Peluang Pewartaan Kerygma di Era Digital
Di era digital yang serba cepat dan kompetitif, PWGI menghadapi tantangan sekaligus peluang dalam mewartakan kerygma.
Tantangan:
- Disinformasi dan Polarisasi: Lautan informasi digital seringkali dipenuhi dengan berita bohong dan polarisasi opini. PWGI ditantang untuk menjadi sumber informasi yang kredibel dan terpercaya, serta mampu melawan disinformasi yang merusak.
- Sekularisasi Media: Media arus utama seringkali didominasi oleh perspektif sekuler. PWGI perlu berjuang untuk menghadirkan perspektif iman dan nilai-nilai Kristiani dalam ruang publik yang semakin sekuler.
- Kompetisi Perhatian: Perhatian publik semakin terfragmentasi di era digital. PWGI perlu berinovasi dalam menyampaikan pesan kerygma agar tetap menarik dan relevan bagi audiens yang beragam.
Peluang:
Jangkauan yang Luas: Platform digital memungkinkan PWGI untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam, bahkan melampaui batas geografis.
Format Pewartaan yang Kreatif: Era digital membuka peluang untuk menggunakan berbagai format pewartaan yang kreatif dan menarik, seperti video, podcast, infografis, dan media sosial.
Kolaborasi dan Jaringan: PWGI dapat membangun kolaborasi dan jaringan dengan berbagai pihak, termasuk media lain, organisasi gereja, dan individu, untuk memperkuat pewartaan kerygma.
Menghidupkan Kerygma dalam Setiap Berita
Pewartaan PWGI yang berakar pada kerygma bukanlah tugas yang mudah, namun sangatlah penting. Dengan menghidupkan kerygma dalam setiap berita dan informasi yang disampaikan, PWGI dapat menjadi agen perubahan yang positif, membawa terang Injil ke tengah dunia, dan menjadi berkat bagi bangsa Indonesia.
PWGI memiliki panggilan mulia untuk tidak hanya menjadi wartawan yang profesional, tetapi juga pewarta kerygma yang setia. Dengan berpegang teguh pada inti pesan Injil, Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) dapat terus berkarya dan memberikan kontribusi yang berarti bagi Gereja dan masyarakat di Indonesia. (Mas Dharma L***)